Sejarah Hidup Marsda Halim Perdanakusuma: Dari Pejuang ke Pahlawan Nasional

Sejarah Hidup Marsda Halim Perdanakusuma: Dari Pejuang ke Pahlawan Nasional

Halim Perdanakusumah--Oleh Indonesian Air Force - Cropped from http://tni-au.mil.id/

BogorAktual.id - Marsda Abdul Halim Perdanakusuma, lahir di Sampang, Madura pada 18 November 1922, dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia. Ayahnya, Haji Abdulgani Wongsotaruno, seorang Patih dari Sampang dan penulis karya "Batara Rama Sasrabahu" dalam bahasa Madura, serta ibunya, Raden Ayu Aisah, putri Raden Ngabeki Notosubroto, Wedana Gresik, Jawa Timur.

Halim menyelesaikan HIS di Semarang pada tahun 1934, MULO di Surabaya pada tahun 1938, dan melanjutkan ke pendidikan Pamong Praja Hindia Belanda (MOSVIA) di Magelang. Namun, pada tahun 1940, Perang Dunia II memaksanya memasuki dunia militer dan mengikuti pendidikan opsir Torpedo di Surabaya.

Selama Perang Dunia II, Halim bertugas di Royal Canadian Air Force dan Royal Air Force dengan pangkat Wing Commander. Setelah perang, ia kembali ke Indonesia pada tahun 1945 sebagai anggota Angkatan Udara Inggris dan sempat dicurigai sebagai tentara NICA.

Halim kemudian bergabung dalam membangun kekuatan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan diangkat sebagai Perwira Operasi Udara. Perannya meliputi menembus blokade udara Belanda, mengatur serangan udara, operasi penerjunan pasukan, dan operasi penerbangan.

Dalam usaha membangun AURI di Sumatera, Halim dan Iswahjudi melakukan berbagai misi untuk mengangkut senjata dan amunisi dari luar negeri, serta menjalin kerjasama dengan tentara dan masyarakat setempat. Mereka berhasil mengumpulkan dana untuk membeli pesawat Avro Anson dengan nomor registrasi RI-003.

Pada Desember 1947, bersama Iswahjudi, Halim melakukan perjalanan ke Bangkok untuk mencari bantuan senjata dan pesawat. Namun, dalam perjalanan kembali, pesawat mereka jatuh di daerah Perak, Malaysia. Kecelakaan ini terjadi pada 14 Desember 1947. Halim dan Iswahjudi gugur dalam insiden tersebut.

Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, nama Halim Perdanakusuma diabadikan sebagai nama Pangkalan Udara Cililitan. Ia juga dianugerahi gelar Laksamana Muda Udara Anumerta dan Bintang Maha Putera Tingkat IV. Pada 9 Agustus 1975, Halim Perdanakusuma resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News