“Tayo”-nya Kota Bogor Mau Istirahat Bobo Dulu Yaaaa…

“Tayo”-nya Kota Bogor Mau Istirahat Bobo Dulu Yaaaa…

BisKita parkir di Terminal Bubulak-Foto : Eko-

Lagi enak-enaknya eh malah ditinggalin.

Bisa jadi ungkapan ini yang dirasakan warga saat mengetahui BisKita dua koridornya berhenti beroperasi. Sudah hampir tiga tahun warga Bogor dimanjakan dengan kenyamanan tiap armada dari BisKita. Sebanyak empat dari enam koridor dibuka untuk melayani warga Bogor bermobilitas dari perbatasan Kota Bogor dan tengah kota. Bukannya ditambah malah dihentikan penghentian operasional dua koridor BisKita.

Tapi sayang sebuah keputusan mengejutkan di penghujung tahun 2024 untuk menghentikan operasional BisKita di seluruh koridor dan trayek. Barang tentu keputusan ini memicu keresahan masyarakat terutama bagi mereka yang menjalani aktivitas sehari-harinya dengan moda transportasi ini.

Diketahui masing-masing armada bus dapat mengangkut hingga 35 penumpang, terdiri dari 20 penumpang duduk dan 15 penumpang berdiri. Ditambah lagi bus sudah dilengkapi pengondisi udara, kamera pengawas, alat pemadam api ringan, dan pintu darurat. Canggihnya bus yang berkaroseri Laksana ini juga dilengkapi dengan peralatan Internet of Things (IoT) seperti passanger counting, GPS tracking, dan camera surveillance.

Sekarang Pemkot Bogor terpaksa menghentikan operasional dua koridor Biskita Trans Pakuan pada tahun 2025 karena subsidi Buy The Service (BTS) dari pemerintah pusat dihentikan. Keputusan ini berdampak pada koridor 5 rute Ciparigi – Stasiun Bogor dan koridor 6 jurusan Parung Banteng – Air Mancur. Akibatnya, masyarakat yang menggunakan kedua koridor ini harus mencari alternatif transportasi yang mungkin kurang nyaman dan lebih mahal.

Berdasarkan data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan pada September 2024, load factor koridor 1 mencapai 111,89 persen, sementara koridor 5 hanya 49,67 persen, dan koridor 6 23,65 persen. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat keterisian penumpang di koridor 5 dan 6 memang lebih rendah dibandingkan koridor lainnya, sehingga dianggap kurang efisien untuk diteruskan operasionalnya.

Meski operasional Biskita Trans Pakuan untuk dua koridor dihentikan, Pemkot Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) telah menyiapkan alternatif solusi, yaitu menggunakan bus operasional DPRD dan kendaraan dinas untuk mengisi kekosongan layanan. Selain itu, Dishub juga akan mengoperasikan tiga unit bus sekolah untuk para pelajar selama layanan BisKita Trans Pakuan belum berjalan normal. Langkah ini diharapkan dapat membantu mobilitas warga, terutama anak-anak sekolah yang menjadi pengguna utama.

Penghentian operasional Biskita Trans Pakuan merupakan pengingat bahwa dukungan pemerintah dalam penyediaan transportasi publik yang andal sangatlah penting. Solusi sementara yang diambil Pemkot Bogor patut diapresiasi, namun diperlukan langkah jangka panjang yang lebih konkret agar transportasi publik dapat terus berjalan tanpa kendala keuangan. Usulan tambahan anggaran pada APBD Perubahan 2025 bisa menjadi salah satu solusi untuk mempertahankan layanan transportasi publik yang vital ini. Di sisi lain, partisipasi aktif dari masyarakat dan komunikasi yang baik antara pemerintah, DPRD, dan pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kebutuhan transportasi publik terpenuhi dengan baik di masa mendatang. 

Apakah cukup subsidi dari pemerintah melalui anggaran APBD sebesar Rp10 miliar dapat bertahan sampai akhir tahun 2025 mendatang???

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News